Saturday, January 20, 2024

10 Things I Learnt About Wardah Glasting Liquid Lip (With Swatches Inside ;D)

Hai hai! Setelah sekian lama, akhirnya gue putuskan nulis review produk lagi nih. Haha. As always, tentunya review yang gue tulis adalah dari produk yang gue punya dan pakai. Not an endorsement tho, beli sendiri nih (sapaaa jugaaa mau endorse elu :p wkwk).

Produk kali ini masih bertema beauty industry yah, dan masih produk favorit sepanjang masa gue dari jaman gadis sampai anak udah dua. Hahaha. Gak lain gak bukan, produk pemulas bibir alias gincu alias lipen. Sesuai judul, produknya Wardah, yang jujur deh, gue se penasaran itu pengen nyoba sejak ini produk pertama kali muncul.

Jadi, glasting liquid lip ini, digadang-gadang banyak orang, semacam dupe nya lip vinyl punya Maybelline. Masih saudaranya lipstick, sama-sama pewarna bibir, tapi dengan hasil akhir glossy daaaan transferproof. Nah penasaran kan, karena biasanya yang transferproof itu matte lipen. Lipen glossy mesti transfer. Sebelum ini, seumur-umur gue belum pernah punya ataupun pakai lip vinyl sama sekali. Makanya penasaran banget. Cuma, jujur aja, dengan harga seratus ribuan, lip vinyl ini masih di luar budget beauty gue. Hahaha. Dari sisi brand, gue juga lagi menghindari Maybelline dulu. And then muncul lah Wardah Glasting Liquid Lip ini dengan harga di bawah seratus ribu. Pas banget kaya jodoh deh ah. Wkwkwk.

Langsung aja, ternyata ada hal-hal yang baru gue pelajari nih tentang produk satu ini. Ada hal-hal yanag di luar ekspektasi gue juga ternyata. Apa aja tuh?

  1. Jangan pakai lip balm sebelum pakai glasting liquid lip ini. Ini nih yang bikin gue agak bingung. Haha. Jujur, gue termasuk manusia yang udah kebiasaan banget sebelum pakai lipen pasti pakai lip balm dulu. Kebiasaan bibir sering kering mungkin ya, tapi lipen favorit nya yang matte finish. Nah pas si glasting lip liquid ini datang dan gue pertama coba, gue pakai lip balm dulu dong kaya biasanya. Lah kok pas ngolesin glasting lip liquid nya, kok berasa seret, berat dan lengket parah. Bener-bener yang nggak glides smoothly kaya di orang-orang gitu loh. Padahal udah gue kocok agak lama sebelum dipakai. Setelahnya juga jadi nggak set walau udah ditunggu 5 menit lebih, kerasa lengket dan transfer kemana-mana. Kaya something's wrong vibe banget deh.
  2. 10 menit set time suits better in me. Nah, setelah insiden lip balm, nggak lama, gue bersihkan bibir gue pakai micellar water, dan gue tunggu agak lama sampai bibir gue kering bersih posisi default tanpa apapun. Baru deh abis itu gue coba pakai lagi si glasting lip liquid ini, sesuai sama cara pakai yang dianjurkan sambil sedikit nyontek ke beauty influencer. Jangan lupa di awal, balik botolnya, terus shake shake sekitar semenitan, then glides it on the lips. Satu pulasan aja udah nutup sih, pigmentasinya juara. Terus jangan katupkan bibir sampai minimal 5 menit ya. Kenapa gue bilang minimal? Karena imho, di saat gue tunggu sampai 10 menit, lip liquid ini kerasa lebih enak sih di bibir, gue lebih suka daripada pas 5 menit waktu tunggunya. Kaya lebih ngeset dan nggak lebih terasa lengketnya gitu. Tapi, bukan yang nggak ngeset setelah 5 menit yaaa.. Dia ngeset kok abis 5 menit didiemin. Gue coba juga tap tap pakai tisu, udah nggak transfer. Cuma kalau dibandingin sama yang 10 menit, hasil akhirnya masih lebih enak yang 10 menit itu.
  3. Setuju kalau glasting lip liquid ini transferproof, tapi sedikit ilang "proof" nya begitu kena air. Hehe. Ini yang sedikit di luar ekspektasi, karena gue kira kan kaya bakal tahan banting banget bener-bener nggak luntur kecuali kena minyak ya. Ternyata masih ada transfer nya ke botol pas gue coba minum air. Botol plastik air mineral yang kaya biasa itu. Transfernya dikiiit banget sih tapi, bukan yang terus luntur gitu dari bibir. Ini kondisi setelah gue coba tunggu 10 menit sampai dia set ya, dan sebelum minum pun beneran dia transferproof, nggak transfer waktu gue tap pakai tisu atau waktu gue kiss tangan gue. Jadi gue ngambil kesimpulan agak sotoy dikit, kayaknya dia nggak terlalu tahan sama air. Ya emang klaimnya transferproof sih, bukan waterproof. Haha.
  4. Ada perasaan sedikit lengket kalau pas ngatupkan bibir, but it's okay. Sebagai pencinta lipen-lipen matte finish dengan bawaan kulit dan bibir kering, gue tuh menghindari banget lipen yang bikin rasa lengket di bibir, terutama pas bibir dikatupin. Gue nggak terlalu suka lipstick bullet atau lipgloss makanya. Lip cream matte yang gue suka pun rata-rata yang konsistensinya velvet atau cream karena seringkali nggak ada after taste lengket dan dia nggak bikin bibir kerasa tertarik / kering. Cumaaa, buat glasting lip liquid ini, gue approve! Haha. Gue nggak terganggu sih dengan lengketnya. Karena ya emang masih bisa gue terima aja gitu. Gue juga masih betah bertahan lama pakainya di bibir gue. Worth it aja gitu, sama hasil akhirnya yang cantik.
  5. Kilau glossy nya bukan yang basah banget kaya pas pakai lipgloss tapi tipis dan manis. Me, approve again. Hehe.
  6. Warna 02 peach polish bagus banget di bibir gue, langsung jatuh cinta. Gue kira awalnya bakal cenderung oren atau neon gitu, ternyata masuk bener sama gue punya warna kulit. Cantique. Jujur, bukan shade ini yang gue taksir di awal. Gue ngincarnya tuh shade 04 rosewood radiance sebenarnya. Cuma ya, nggak nyangka kalau ini lipen lagi hype banget dan dimana-mana abis, akhirnya pas Official Store Wardah di Shopee restock, buru-buru deh gue CO, dan pas adanya shade peach polish ini. Haha. Syukurlah ternyata cucok.
  7. Diombre pake lipen lain beda warna ternyata bagus juga jadinya. Gue nyoba ngombre pakai Peripera ink velvet shade 01 good brick.
  8. Wanginya enak menurut gue. Ada yang nggak suka, tapi di gue, aromanya enak dan nggak nyegrak ganggu.
  9. Di sebagian orang, lip liquid ini mempertegas garis bibir. Alhamdulillah, di bibir gue enggak, dan gue malah mendapat kesan, kok garis bibir jadi lebih smooth ya? Apakah ini karena sugesti? Wkwkwk. Tapi beneran deh, yang gue lihat ya kaya gitu. Haha. Anggap aja rejeki gue deh ya..:D
  10. Menurut gue lagi, lipen ini termasuk awet. Fun fact nya, pertama kali pas gue coba pakai, gue ketiduran dengan kondisi belum gue hapus itu produk dari bibir gue. Eh ternyata pagi-pagi bangun, dia masih kelihatan aja gitu. Warnanya masih stay, tapi gloss dan warna di inner lips gue hilang. Memang seiring waktu kilau glossy nya akan berkurang dan jadi cenderung jadi matte kalau pas gue pakai. Yang gue suka, di bibir gue dia nggak hilang dengan menggumpal, tapi lebih ke fading. 
Kira-kira itulah 10 hal yang baru gue pelajari dari Wardah Glasting Liquid Lip. Semuanya based on my personal experience yak, jadi yah pasti banyakan sisi subjektif dan opininya hehe. So far gue cocok sih dan nggak nyesel deh udah ikutan beli. Worth the hype lah yaaa..;)

Selanjutnya nih, silakan, bisa dilihat foto-foto dari glasting lip liquid shade peach polish ini ya.. Semoga bisa membantu para kisanak sekalian, yang mungkin pas ada yang mampir di sini dan lagi galau sama ini produk. Huahahahaha.. Hope it hepls! ;) 

Transfer sedikit ke mulut botol tapi tidak transfer saat kiss ke tangan.
Ada lengket saat katupkan bibir, tapi masih bisa diterima.
Swatch di bibir pakai flash. Kilau glossy simpel dan warna cantique.
Swatch di tangan gue, yang paling bawah ya.
Perbandingan dengan series Colorfit, Wardah Velvet Matte Lip Mousse shade 01 dan Wardah Last All Day Lip Paint shade 05.  

Wednesday, December 27, 2023

Taking Side

Dulu, when I was a young girl, I used to think that, being "neutral" is the best and coolest choice to do. Kamu tidak perlu berpihak pada siapapun, di saat ada suatu konflik, di saat ada pertentangan antara beberapa pihak. Netral. Indeed, back then, "neutral" is sooo cool for me. Just stay in the middle. Cukup. Kaya gitu aja, kamu sudah "baik", kamu sudah keren. Kamu sudah tidak ikut bertikai.

Tapi itu dulu. When I was a naive girl.. Sekarang, di akhir tahun 2023, tidak kusangka terjadi kejahatan luar biasa yang benar-benar menyayat hati ini. Sudah masuk di bulan kedua, namun belum ada tanda semua itu akan berhenti. Pembantaian rakyat di Palestina, yang ternyata sudah dimulai sedikit demi sedikit dari beberapa puluh tahun silam. 

Orang banyak bilang, itu perang. Perang yang rumit. Perang antara dua pihak, dimana Palestina yang memulainya duluan. Tapi, perang macam apa, yang menargetkan anak-anak bahkan bayi dan balita? Menyerang rumah sakit, tempat masyarakat sipil yang sudah terluka dan tidak berdaya mencari perlindungan? Perang macam apa, yang sudah korban meninggal, masih pula dirampas organ-organ tubuhnya? Bukankah itu semua tindakan kriminal keji? All is fair in love and war? No. 1000% NO. Dan bagaimana bisa, yang diusir dari tanahnya adalah yang memulai duluan?

United Nation says..

"War crimes are those violations of international humanitarian law (treaty or customary law) that incur individual criminal responsibility under international law. As a result, and in contrast to the crimes of genocide and crimes against humanity, war crimes must always take place in the context of an armed conflict, either international or non-international.

From a more substantive perspective, war crimes could be divided into: a) war crimes against persons requiring particular protection; b) war crimes against those providing humanitarian assistance and peacekeeping operations; c) war crimes against property and other rights; d) prohibited methods of warfare; and e) prohibited means of warfare.

Some examples of prohibited acts include: murder; mutilation, cruel treatment and torture; taking of hostages; intentionally directing attacks against the civilian population; intentionally directing attacks against buildings dedicated to religion, education, art, science or charitable purposes, historical monuments or hospitals; pillaging; rape, sexual slavery, forced pregnancy or any other form of sexual violence; conscripting or enlisting children under the age of 15 years into armed forces or groups or using them to participate actively in hostilities."

Lalu untuk apa, aku berada di tengah-tengah antara si penjahat perang dan korban? Bukankah aku semua pihak harusnya ada di pihak korban? Bukankah ini waktunya, yang salah dihukum dan yang benar dibela? Bukankah seharusnya yang salah yang dilawan? Mungkin masih bingung, siapa pelaku dan siapa korban? Namun, bukankah jelas dan terang benderang, siapa yang sedang membantai siapa?

Aku tahu, lokasi terjadinya kejahatan itu sangat jauh dari diriku saat ini. Aku tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan. Aku tidak kenal mereka. Tapi, mereka kan saudaraku juga, sesama manusia.. Ada pula saudara seimanku di sana. Mereka sedang dijajah, bertaruh nyawa hari demi hari, untuk makan dan minum saja sulit. Apakah hatimu tidak ikut merasa sakit, melihat sekian banyak manusia tidak berdaya dan dipermainkan begitu saja, hidupnya? Bahkan satu kasus penyiksaan anak di negeri sendiri saja, rasanya membuat darah ini mendidih. Lalu bagaimana dengan ribuan anak-anak di sana yang pergi begitu cepat karena dibunuh?

Di saat begitu banyak orang berada di tengah, bersikap netral, bukankah mereka yang sedang menjajah akan menjadi lebih leluasa? Karena yang dijajah ini yang bersikap menerima agresi yang datang kepada mereka. Yang hidup dalam teror. Yang hanya bisa bertahan dan membalas sebisanya, sebisanya yang mereka lakukan. Mereka sudah kehilangan banyak, kenapa harus pula kehilangan dukungan. Apakah mereka memang harus begitu saja hilang? :( Setidaknya, sedikit tepukan di punggung dan doa yang tulus, bukankah bisa tetap menyalakan secercah harapan bagi mereka? Harapan untuk semuanya segera usai, dan merdeka.

Aku tidak bisa bantu apa-apa. Tapi setidaknya, dari sedikit yang dapat kulakukan, kepada mereka lah aku berpihak. Karena penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Aku mendukungmu untuk merdeka. Free Palestine, Viva Palestina.

Sunday, October 16, 2022

How're You? How's Life?

Woi. Akhirnya ah, gue nulis-nulis lagi di sini. Random aja sih. Haha. Tetiba kepengen gitu. So, yha, seperti judul tulisan ini, apa kabar dah pada? Masih semangat? Struggle to survive juga toh masihan? Bagus. Harus gitu emang. Hehe.. Gue di sini juga sama sih. Jalanin hari demi hari, dari satu masalah ke masalah lain, dari satu moment bahagia ke moment bahagia lain, dari satu memori ke memori lain. Masih banyak banget PR nih, banyak tugasnya, hehe. Tapi kalau kata Asa sama Aru, ya gak papa. Yes, nggak apa-apa, dijalanin satu-satu, pelan-pelan diselesaikan, sambil terus berkembang kan ya. Iya, berkembang bukan badannya nih maksudnya, tapi kepribadiannya, kebijaksanaannya, wawasannya, ketaqwaannya, gitu lho.

Hm, terus mau cerita dikit deh nih. Akhir-akhir ini ternyata gue lumayan jadi into K-Pop deh. Ada satu grup idol K-Pop yang lagu-lagunya lagi sering gue dengerin. Haha. Jadi semacam work anthem gitu, bisa bikin fokus dan ngerjain kerjaan jadi lebih cepat. Aneh bin ajaib juga sih buat seorang gue ya. Wkwkwk. Abis dulu-dulu perasaan cenderung nggak tertarik sama lagu-lagu yang liriknya gue nggak paham, atau yang terlalu jedag jedug gitu lho. Kan banyak lagu K-Pop tuh jedag-jedug ya, apalagi rilisan baru-baru tuh, imho, musiknya 'keras' gitu lho, yang loud banyak dentuman gitu lhoo.. Get what I mean kan yah? Tapi kayaknya, memang pepatah "music is a universal language" itu nggak salah sih. Dan kebetulan juga, lagu-lagu grup ini tuh, banyak yang nyantol di gue. Cocok aja gitu sama selera. Menyenangkan di telinga, dan mengagumkan mata juga kalau lihat video-video klip nya.

Well, grup idol yang gue maksud itu Red Velvet. The five queens, for me. Haha. Coba deh cek-cek ke beberapa lagu mereka. Entah kenapa deh, di gue lagu-lagu mereka tuh cocok banget. Belum bosen-bosen dengerinnya. Nggak yang terlalu 'loud' terus ada festivalnya, ada quirk nya, tapi tetep beautiful dan beat nya enak-enak gitu. Nah lho gimana deh tuh maksudnya? Haha. Yaah, intinya musik-musik mereka tuh bikin terngiang-ngiang gitu lho. Sampai gue lihat ada lagu baru keluaran grup lain itu tuh malah jadi ngebatin, lho kok mirip sama lagu RV yak konsepnya? Haha. Saking merhatiin detailnya lagu-lagu RV kali yak.

Tapi serius, lagu-lagu RV menurut gue bagus-bagus dan unik sih. Sok atuh lah, siapa tahu mau coba-coba, bisa dicek lagu-lagu ini nih: Bad Boy, Peek a Boo, Zimsalabim, Psycho, Wild Side, Feel My Rythm, Remember Forever, In My Dreams, Ice Cream Cake, Zoo. 10 besar buat gue nih, yang paling favorit sampai saat ini deh. Siapa tahu pada cocok juga ye kaaan. Hehe..:D